12.4.11

Tentang Sembilan Album Zeppelin

Led Zeppelin
Kategori   : Info Musik 
Courtesy  : Kompas
Oleh        : Indra Kusuma   
    

Rasanya tidak ada yang tidak tahu tentang  Led Zeppelin, khususnya remaja awal 1970-an karena begitu dahsyatnya gempuran empat anak muda Inggris ini. Setelah tampil pertama kali di Amerika Serikat, Desember 1968, grup rock lainnya menolak tampil satu panggung saking tidak pede.
Jenis musik yang mereka sajikan hanya perpaduan rock dan blues yang saat itu sudah diusung oleh musisi senior macam Chuck Berry, Muddy Waters, sampai Elvis Presley. Namun, komposisi sound instrument music mereka yang diilhami dan sekaligus ditukangi James Patrick Page (Jimmy Page)-lah yang membuat grup ini memukau kawula muda kala itu dan melekat di hati penikmat musik rock hingga saat ini.
 

Pengaruh mereka masih kental lebih dari 30 tahun kemudian. Tidak sedikit musisi rock muda mengakui jenis musik yang dibawakan Zeppelin merupakan referensi penting bagi mereka. Dream Theatre, jagoan progresif metal di awal 1990-an, mengabadikan Led Zeppelin dalam album "A Change Of Season"  .
 

Album ini direkam live medley dengan nomor-nomor Zeppelin : The Rover, Achiles Last Stand, dan The Song Remains The Same. Demikian pula dengan album "Tribute To Led Zeppelin" yang dibawakan oleh grup tahun 1980-an, Great White dan Black Crowes, atau Stairway To Heaven oleh Zakk Wylde (gitaris Ozzy Osborne dan Black Label Society) dan kawan-kawannya.
 

Debut album Zeppelin dibuat Oktober 1968 di Olympic studio, London. Saat itu mereka baru bergabung selama 2,5 minggu dan karena seringnya berlatih dan tur, album itu diselesaikan dalam waktu Sembilan hari.
 

Nomor akustik Babe I’m Gonna Leave You merupakan hasil “kencan” pertama Page dengan Robert Plant saat yang terakhir ini mengunjungi rumah Page di musim panas 1968. Seperti layaknya sesama musisi yang baru mulai kenal dan berniat berkolaborasi, mereka duduk bersama mendengarkan karya-karya Presley, Waters, sampai Joan Baez.
 

Dazed And Confused menjadi trade mark Zeppelin, khususnya saat live ketika Page menggunakan dawai biola untuk menggesek dan memukul senar gitar Gibson agar mengeluarkan efek suara yang unik. Lagu yang dibuka dengan dentuman Bas John Paul Jones sebenarnya sudah sering dibawakan di panggung saat Page masih di Yardbirds.
 

Sejak dirilisnya album pertama, mereka sibuk dengan tur ke berbagai kota di AS. Ketatnya jadwal tur memaksa Zeppelin merekam album kedua di studio di Los Angeles, New York, dan London. Sebagian besar nomor album kedua ditulis di kamar-kamar hotel atau saat di belakang panggung sebelum konser.
 

Woman…, you need looooove…,” begitulah teriakan melengking panjang Plant pada klimaks Whole Lotta Love. Nomor ini merupakan sajian akhir dari setiap konser Zeppelin, salah satunya dalam konser Live Aid bulan Juli 1985 dan acara ulang tahun ke-40 Atlantic Records di New York tahun 1988.
 

Zeppelin mengemasnya dengan sebuah “Unplugged Style”  dalam album ketiga yang dirilis tahun 1970. Cikal bakal materi pada album ini dibuat di Wales saat Page dan Plant berlibur dengan berbekal hanya gitar akustik.
                        
***
Kembali dari Wales, mereka berkumpul kembali bersama Jones dan John Bonham (drum) di studio mobil milik Rolling Stones. Album ini mengundang kritik karena lebih dari separuh berisikan lagu akustik. Meskipun begitu masih ada nomor-nomor khas seperti Immigrant Song, Celebration Days, Out on The Tiles, dan Since I’ve Been Loving You.
 

Album keempat yang berisikan nomor Stairway To Heaven secara komersial sangat, sangat sukses. Di awal munculnya album ini, antusiasme public pada umumnya biasa-biasa saja, tidak seperti pada album-album sebelumnya.
 

Dirilis November 1971, tidak seperti Black Dog atau Rock and Roll yang sekali dengar langsung “nyangkut” di kuping. Stairway diibaratkan seperti anggur yang akan terasa semakin nikmat setelah beberapa kali didengarkan, dan dianggap sebagai salah satu anthem  bagi para penikmat musik rock.
 

Adalah Page yang menggagas agar album keempat ini tidak berjudul. Bahkan di bagian dalam album tersebut tidak ada sama sekali kata Led Zeppelin, hanya ada lirik Stairway dan empat symbol yang mewakili keempat personel. Nama personel hanya terlihat di piringan hitam di belakang judul masing-masing lagu sebagai penulis.

Page mengaku, dia harus berjuang keras melawan manajemen perusahaan Atlantic Records agar album tersebut tetap dirilis tanpa ada judul. Kenyataan di publiklah yang pada akhirnya membuktikan begitu luar biasanya peminat album ini karena kuatnya komposisi nomor-nomor pada album tersebut. 
 

Meskipun album kelima yang dirilis Maret 1973 dianggap kurang memuaskan, "Houses Of The Holly" dalam waktu singkat mencapai tangga pertama album terfavorit di Inggris maupun di AS. Sekali lagi, Zeppelin membuat penggemarnya bingung dengan materi lagu mereka yang beragam.
 

Coba saja dengar D’yer Mak’er, The Crunge, atau No Quarter. Seperti halnya Page, Plant juga tertarik dengan lagu-lagu dari berbagai etnis seperti D’yer Mak’er sangat reggae sekali.
 

The Crunge disajikan dengan ketukan drum, kemudian Jones mengisi Bas dan Page dengan kocokan gitar seperti layaknya music funky yang bias mengundang kaki bergoyang. Page menggunakan gitar Fender Stratocaster agar lebih pas mendapatkan sound ala James Brown.
 

Pertimbangan Jones memutuskan keluar membuat tertundanya rilis doule album : Physical Graffiti. Dia sudah merasa tidak tahan harus melakukan tur berbulan-bulan yang melelahkan dan memaksa dia meninggalkan keluarga. Beruntunglah, manajemen Zeppelin berhasil menunda keinginan musisi yang paling kalem ini.
 

Album Keenam ini dirilis Maret 1975 dan dalam waktu singkat menduduki puncak tangga album di Inggris maupun AS, jauh lebih sukses dibandingkan dengan Houses Of The Holly. Dan, Zeppelin menjadi grup rock pertama  yang seluruh albumnya masuk di dalam daftar tangga album pada waktu yang sama. Seluruh tiket masuk konser mereka langsung habis hanya dalam hitungan jam sejak diumumkan penjualannya.
 

Dari 15 nomor dalam album ini, terdapat dua lagu yang cukup unik, Kashmir dan Trampled Underfoot. Corak musik padang pasir dan suara orchestra dalam Kashmir menunjukkan Zeppelin sangat kaya dalam menciptakan berbagai komposisi musik. Trampled juga mengejutkan saat pertama kali didengar karena mengingatkan orang pada lagu-lagu model Stevie Wonder yang diramu menjadi komposisi yang menyentak keras.
                                                                              
***
Album selanjutnya (album Ketujuh), "Presence" , dirilis Maret 1976. Meskipun tidak sesukses sebelumnya, album ini dalam tempo beberapa minggu mencapai penjualan sampai satu juta keping baik di Inggris maupun di AS. Direkam di Munich (Jerman) dalam tempo tiga minggu, saat itu Plant masih dalam kondisi yang belum sembuh dari cedera kaki akibat tabrakan saat berlibur bersama anak dan isterinya, Maureen.
 

Kurang variasi, begitulah kesan setelah mendengar seluruh nomor album ini. Page sendiri mengakui album ini merupakan “a guitar album” dan dapat dimaklumi sebab dia hanya berdua dengan Plant saat menyusun struktur lagu-lagunya. Album ini memang tidak istimewa, namun tidaklah mengecewakan. Coba pasang dengan volume suara keras, pasti tetap nikmat.
 

Album Kedelapan, "In Through the Out Door" , dirilis September 1979 ketika trend musik berubah dengan banyak bermunculannya punk rock yang sangat anti musik rock. Namun, album ini masih mampu terjual empat juta keping di AS dan memang di AS. Mungkin karena selera pasar yang berubah, Page dan kawan-kawannya bereksperimentasi dalam penulisan lagu.
 

Hasilnya, peran Jones sangat dominan dalam penulisan di hampir seluruh materi album ini. Selanjutnya, Page membawa tape hasil rekaman dan melakukan over-dub gitarnya di studio pribadinya di Inggris. Dari tujuh nomor, hanya pada nomor  Hot Dog saja Jones tidak memberikan kontribusi penulisan.
 

Dan pada album ini pula terdengar pengaruh irama samba pada lagu Fool InThe Rain dan penggunaan variasi suara keyboard pada nomor Carouselambra.  Plant mengakui pengaruh samba muncul saat dia mendengar alunan musik asal Brazil itu melalui siaran televisi Piala Dunia sepak bola tahun 1978 yang diadakan di Argentina.
 

Album terakhir (Album Kesembilan) Zeppelin, "Coda", dirilis tahun 1982, atau dua tahun setelah Bonham meninggal, dan terdiri atas delapan lagu lama buatan tahun 1969, 1970, 1972, 1976, dan 1978. Tanpa promosi yang memadai, album ini masih dapat mencapai daftar terbaik di Inggris maupun di AS meskipun tidak bertahan lama seiring dengan semakin maraknya jenis music tahun 1980-an.
 

Bonham meninggal 25 September 1980 dalam usia 30 tahun. Begitu akrabnya persahabatan mereka, tiga rekannya memutuskan tidak lagi meneruskan Zeppelin. Setelah itu, Page, Plant, dan Jones tidak meninggalkan dunia musik meskipun tidak pernah lagi duduk bersama di dalam studio untuk menulis lagi.
~o~




 
Amazon Product Related dengan postingan ini :

Led  Zeppelin


Led Zeppelin
Robert Plant, Jimmy Page, John Paul Jones, John Bonham (DVD)
The Complete Studio Recordings
The Complete Studio Recordings

Tidak ada komentar:

Posting Komentar